Minggu, 29 Desember 2019

Solusi melunasi hutang, ikut komunitas


Kondisi ekonomi masyarakat disekitar kita yg kurang baik, dimana kebutuhan hidup harus tetap dipenuhi.
Banyak yg tergiur untuk memenuhi kebutuhan hidup atau kebutuhan dana mendesak lainnya melalui pinjaman berbunga, bank, rentenir, pinjaman online.
Disatu sisi, pinjaman tersebut menawarkan bantuan dana di saat kebutuhan mendesak, dengan kemudahan proses dan persyaratan ringan “cukup modal KTP saja” serta pencairan dana yg sangat cepat, dalam hitungan menit, bahkan detik setelah klik, tapi disisi lain membebankan bunga dan biaya administrasi yg tidak sedikit.
Pokok pinjaman, beban bunga & admin yg cukup memberatkan, yg sudah jatuh tempo dan tidak terbayar, mendorong  utk mengambil pinjaman lainnya utk menutup pinjaman sebelumnya, tentunya dengan jumlah yg lebih besar.
Begitu seterusnya, mengambil istilah gali lobang tutup lobang, dan akhirnya jumlah pinjaman dibeberapa plafond pinjaman semakin besar dan menjerat.
Beban hidup dan jeratan hutang, membuat ada sebagian orang yg nekad mengakhiri hidupnya.
Sebagai orang yg terlilit hutang, Gharim / Gharimin, merupakan salah satu yg berhak menerima zakat, tapi kami lihat belum ada yg secara khusus membantu mereka, ada kriteria tertentu lainya apabila dibantu melalui mekanisme zakat, namun sayangnya, selama ini gharim kurang diperhatikan, ataupun jika diperhatikan hanya diberikan sekedarnya saja.
Kami berpikir, untuk membantu mereka yg terjerat hutang adalah dengan melunasi hutang2nya, tapi..

Berjuang Sendirian untuk Lunas Utang Itu Berat,
Mari kita saling tolong menolong dalam upaya Lunas Utang bersama
di Komunitas Ta'awun Al Ikhsan
Pelajari caranya disini:
Landing page
~ http://bit.ly/solusilunasutang
Brosur
~bit.ly/solusilunasutang2
Jangan lupa, jika anda mendaftar cantumkan ID saya ya: KTAI-24990

Salam Silaturahim
Dade Darwanto

Kamis, 14 Maret 2019

Lebih Baik Naik Vespa


Saya sudah mengenal vespa sejak usia dini, bahkan sebelum saya tau kendaraan yg biasa di naikin bersama bapak itu namanya vespa. Saat itu, sekira 1982, perkenalan dengan vespa pertama kali, punya bapak, P 150 X warna off white, tangan pertama dan konon kabarnya ditebus secara tunai dari dealer, karena pada masa itu blm populer leasing kendaraan bermotor, dan saya percaya kabar itu, karena tau pada masa itu bapak sedang jaya-jayanya berdagang beras di pasar pon purwokerto. Andil ibu saya hingga bapak memilih membeli vespa waktu itu karena mempertimbangkan funsionalitasnya bisa untuk membawa barang di tengah. Pada masanya, vespa dianggap kendaraan yang sangat spesial, dan hanya dimiliki oleh kalangan tertentu, dan bisa menjadi penanda buat warga sekitar, “itu lho rumah yang ada vespanya” karena memang jarang sekali yang punya, mriyayeni sekali kalau orang jawa bilang. Masa kecil yang bahagia, bisa menjadi seorang boncenger vespa, apalagi bila diajak jalan2 naik vespa pada petang hari, beli martabak terang bulan di pasar kebon dalem, amboooiii senangnya 😁
Status saya meningkat dari seorang boncenger menjadi penunggang vespa, berawal sekitar masa SMA, sore itu seperti biasa saya hubungan terdekat saya dengan vespa adalah bertugas memindahkan vespa yg diparkir disebelah rumah keteras depan rumah. Entah apa yg ada dipikiran saya waktu itu, bukannya memarkir vespa keteras rumah, vespa itu malah saya nyalakan dan saya bawa, melewati jalan raya, kekampung sebelah, kelapangan, dengan bekal teori yg sangat minim dan belajar otodidak memperhatikan bapak mengendarai vespa.
Pengalaman pertama naik vespa sukses! Walau ulah saya tersebut sempat membuat orang rumah kebingungan hehe.. Vespa mulai saya pakai buat alat transportasi sehari2, saat saya kuliah di tahun 1999. Routenya pun tidak jauh dari rumah dan seputaran kampus. Sore hari, diwaktu senggang dan tidak ada kegiatan kampus, bersama teman kuliah yg memakai vespa super 1975 warna biru, nongkrong di GOR Satria Purwokerto. Disinilah awal perkenalan dengan kelompok penggemar vespa dari kecamatan sebelah, Ajibarang. Selanjutnya baru saya ketahui. Nama perkumpulah tsb adalah GRV Guyub Rukun Vespa. Dari tongkrongan di GOR Satria, pindah ke alun2 Purwokerto, lokasinya depan pendopo kabupaten, disudut timur laut alun2. Tak lama datang menghampiri, seseorang menunggang vespa sprint silver, kemudian mengajak
“Ayo mas, ngumpul depan halte, rame banyak teman2”
Tanpa pikir panjang, kami pun pindah ke halte depan alun2, dan ternyata disana banyak sekali vespa yang parkir. Asssiikk juga ternyata. Setelah parkir vespa dengan tertib, bersalaman khas biker. Belum sempat ngobrol banyak, tiba2 ada yang memberi aba2 untuk bersiap2 konvoi. Ikut saja lah, keliling kota dengan rombongan penunggang vespa. Rute waktu itu saya lupa, yg saya ingat, konvoi berakhir di dalam perumahan daerah kalibener, disebuah rumah depan lapangan bulu tangkis. Disana semua peserta berhenti dan memarkir vespanya masing2 dengan tertib. Tak lama datang seorang yang mambawa setiker dan membagi bagikannya kepada peserta yang ada disana. Stiker bergambar sayap kelelawar yang mengembang, SFaC Purwokerto, dan rumah tujuan akhir konvoi pertama saya tersebut adalah rumah Ketua Umum. Setiker saya tempel di spackboard depan, sementara teman saya menempelkan setiker di tebeng depan kanan. Selanjutnya sejak saat itu, saya punya satu agenda rutin setiap malem minggu, ngumpul depan Halte alun2 Purwokerto bareng anak2 vespa Scooter Fans Club Purwokerto.
Saya merasa sudah melekat sekali dengan Vespa, terutama dalam kegiatan sehari-hari yang membutuhkan mobilitas, dimana pun berada pasti bersama vespa. Ngampus, nongkrong atau nganter mamah ke pasar pasti pake vespa. Bergabungnya dengan SfaC membuat saya semakin gila vespa. Kegiatan SfaC sering kali diikuti, baik yg kisaran dalam kota  ataupun touring luar kota pun ikut serta, tentunya menyesuaikan dengan kantong mahasiswa J 
Kegiatan kumpul dan nongkrogn pun tidak terbatas pada malam minggu di alun. Sore hari pun sering kita manfaatkan buat nongkrong. Area GOR, tempat yg strategis, bareng club motor lain, apalagi pada waktu itu msh free alias haratis masuk ke area GOR skrg bayar retribusi. Disana selain nongkrong, sering kita amnfaatkan utk latihan atraksi, seperti free style, tandem yg justru menarik pengunjuk lain utk nonton, seolah2 kita, anak vespa sedang atraksi :) Kegiatan kami sempat dilirik oleh brand motor dari jepang, utk lounching brand motor di jakarta, dengan melakukan atraksi ala biker tentunya. Sesi bagian kami adalah ketahanan motor, dimana satu motor di tumpuk tandem 10 orang dan dua motor tandem 20 orang. Yaahhh seperti yang biasa kita lakukan di GOR satria setiap sore, bedanya adalah kali ini tdk memakai vespa, tapi motor made in jepang. Di foto dibawah posisi saya di seret dibelakang. Don't try this at home, hanya utk profesional yg sdh terlatih :D




Kegiatan bervespa ria, tidak hanya berkumpul di halte depan alun2 purwokerto dan touring rame2. Termasuk diantaranya membuat event yang sifatnya sosial, hiburan atau kolaborasi keduanya. Seperti misalnya perayaan ulang tahun SfaC Purwokerto yang setiap tahunnya konsisten di beri nama scooter for humanity.  Disamping hiburan musik, kontes dan segala kegiatan acara yg berhubungan dengan vespa, terselip juga kegiatan sosial seperti donor darah, khitanan masal, bantuan ke pondok pesantren dan lain sebagainya. Bicara soal event, saya teringat kisah yg cukup menggelikan, waktu itu saya sebagai panitia acara, kebagian mengurus dokumentasi perijinan, termasuk diantaranya berhubungan dengan birokrasi di kabupaten banyumas, termasuk bertemu dengan wakil Bupati Banyumas, keperluan meminta rekomendasi kegiatan. Saat sowan ke kantor bapak wakil bupati, terlihat beberapa tamu sedang menunggu, kemudian saya bersama rekan menyampaikan mau ketemu bapak,
"darimana ya mas?"
"saya jawab anak vespa, SFaC"
"owh.. langsung masuk saja mas, sudah ditunggu bapak di dlm"
saya pun segera masuk ke dlm ruangan meninggalkan tamu2 yg terlihat heran dan bertanya, mungkin dalam batinnya ini orang baru dateng malah masuk duluan.. hahahahaaa :D


Vespa yg pertama saya kenal dan saya naikin yaaa itu vespa punya bapak, satu2 nya alat transportasi. Namanya vespa satu2 nya, makenya jadi gantian antara saya dengan bapak, pagi2 dinas ke warung Mandan podjok pasar pon utk bawa dagangan, dan siang pulang ke rumah setelah tutup. Jadwal saya pake vespa yaaa diluar waktu itu, makanya tiap kali ngumpul, menginap baik di sekre, atau ada kegiatan di kampus, saya yg bangun paling awal dan meluncur pulang, subuh, karena Vespane mau dipake dines bapake..

Vespa kedua yg pernah saya miliki, super yg saya beli murah, sangat murah sekali waktu itu, informasi dari Pak dhe SFaC (silahken tanya kepada anak vespa di Purwwokerto, kalo gak kenal sama beliau kebangetan!) mungkin pak dhe kasihan karena saya harus gantian pake vespa dengan orang tua.. hahahahaaaa.. saya beli waktu itu 500rb, dengan kondisi body dan mesin terpisah, tp surat menyurat lengkap dan body perlu perawatan las sana sini.. gapapa lah, maklum utk pespa murah. Setelah body dan mesin dikawinken, rat style, ceper, dgn knalpot pipa, body penuh setiker, lumayan juga utk mendukung aktifitas harian, paling tidak subuh2 saya tdk wajib pulang karena vespa mau di pake dines bapak.. Pernah saat parkir di polwil banyumas, vespa super saya d diperhatikan oleh bapak polisi disana, diliat dari kanan kekiri, depan belakang. Karena merasa surat menyurat lengkap dan tdk bermasalah, kemudian saya tanya
"ada apa ya pak??"
"ini pespane mase??"
"betul pak, alakadarnya, tp surate komplit kok pak"
"dijual gak?? buat saya saja??"
"waduh.. nun sewu pak, ini aja baru dapet, lumayan buat jalan harian.."
"oh.. ya sudah.."
Ternyata pak polisine seneng sama pespa say, sempet degdegan juga tadinya.. setelah urusan selesai, dan pamitan kepak polisi tadi, sy segera meluncur..
Perjalanan terjauh dengan vespa ini adalah purwokerto - semarang pp, saat itu saya meluncur dr sekre sekira jam 10mlm, via wonosobo. Alhamdulillah perjalanan lancar jaya tanpa kendala, trobel saat smpai di semarang sekitar simpang lima, spi magnet patah, tp di bantu anak vespa semarang ( mohon maap saya lupa nama nya dan dr club mana) saya sampaikan banyak terimakasih atas bantuannya.
Misi saya kesemarang adalah, utk ngurus nomer sekre 085640410404, nomor cantik dr rekan PTB. Nomer tsb hilang dan utk mengaktifkan lagi, sdh saya coba ke indosat purwokerto tdk bisa, jadi harus ke semarang. Saat itu blm ada registrasi nomer. Tetapi sampai disemarang pun, saya coba urus ternyata tdk bisa, akhirnya saya kembali ke purwokerto dgn misi yg gagal. nomer sekre akhirnya diganti dan sy sdh tdk mengikuti, sdh berp x ganti nomer smpai sekarang.
Vespa kedua ini tdk lama ikut saya. Pada saat itu, acara humanity 2006, utk doorprize utama 1 unit vespa blm ada gambaran vespanya dari mana. sampai akhirnya Almarhum ketua umum saat itu Bang Guntur, meminta vespa saya utk dijadikan doorprize, saya pun menyanggupi, kalo memang tdk ada yg lainnya, pake pespa saya buat doorprize, tentunya di bayar sesuai yg sdh saya keluarkan utk bisa memiliki vespa tsb, termasuk biaya las nya. Alhamdulillah Scooter for Humanity 2006 berjalan sukses, dan pemenang doorprize dari klub jakarta, saya berikan juga seragam saya sebagai kenang2an.



Vespa ketiga saya, P 150 XE 1994, sdh CDI, sebenarnya saya belikan utk bapak, sebagai ganti vespa pertama yg saya hilangkan. Hilang??? oia.. bagian ini belum saya ceritakan.. saya flashback kebelakang. th 2007, saat saya merantau keluar kota setelah lulus kuliah.. cieee.. akhirnya lulus juga.. dan diterima kerja di perusahaan argo dengan kantor pusat dijakrta, saya tdk akan ceritakan lg, silahken bisa diintip disini. Kurang lebih setahun setelah saya merantau, karena kangen dengan vespa, dan ditambah dirumah juga sdh jarang dipake bapak, maka vespa tsb saya bawa ke subang, on ride, saya bawa sendiri via bandung. Singkat cerita, saat itu sedang dalam perjalanan pulang tegal - subang, vespa mogok di jatibarang, ternyata seher bolong, akhirnya vespa saya titipkan kepada anak vespa jatibarang, bung rahmat, utk di perbaiki, lama sdh vespa saya disana, sampai kebetulan saya pindah kerja dan ditempatkan di jatibarang saya bertemu dengan bung rahmat ini, dan luar biasa, setelah beberapa lama, vespa saya utuh dengan kondisi sangat terawat, selanjutnya saya minta dia utk merawat dulu pespa saya, karena blm saya pake, sehari2 pake motor metik. Tak berapa lama, rekan kerja, perlu kendaraan, akhirnya pespa saya minta dan dipake oleh rekan kerja saya tsb. Tak berapa lama saya pindah kerja ke cibitung, dan vespa pun terlupakan. Kemudian terjadilah.. saya juga tdk paham detilnya, yg jelas, pada saat itu, saya sengaja datang dari cibitung membawa kendaraan niaga utk mengangkut vespa saya. saya ketemu dengan rekan kerjasaya dahulu, dan pengakuaannya adalah vespanya hilang di cirebon, entah hilang atau dijual, wallohualam, kalo tau akan seperti ini, tdk akan sy kasih kpd teman dan biarkan saja di rawat oleh bang rahmat, tapi sy ikhlaskan saja, yg tersisa adalah surat2nya yg tetap saya simpan.  orang tua pun tdk tau kalo vespa itu telah hilang. mohon bantuan pembaca utk ikut merahasiakan juga.

Itulah alasannya kenapa saya beli lagi vespa yg menjadi vespa ketiga saya, tetap via pak Dhe, ex tentara yg dinas di purwokerto. Vespa ini pernah saya pakai silaturahmi bersama istri saat hamil anak pertama, purwokerto - adipala, saat saya mudik. tapi yaa memang bapak sdh tdk mau pake vespa, dengan alasan berat ( mungkin maksudnya pengin motor metik kayanya..:P, dan hal itu blm bisa saya wujudkan krn bapak meninggal tgl 25 juni 2021 ) akhirnya pespa ini saya boyong kesubang. via kereta api. tgl 2 desember 2012, vespa smpai di cikampek, dan saya ambil kesana on ride, hanya berbekal oli mesin, sebelum saya kendarai, saya ganti dulu oli mesinnya, dan beli bensin eceran, pespa smpai ke subang dengan selamat.. dan esok harinya tgl 3 desember 2012, anak pertama saya lahir.. seolah2 dia lahir menunggu vespa datang dari purwokerto. selama menemani saya, banyak sekali kenangan dengan vespa ini. anak kedua saya lahir, istri saya dibonceng vespa ke bidan. vespa ini menemani dari hanya saya berdua bersama istri, bertiga dengan anak pertama, sampai berempat dengan anak kedua saya. Bahkan, suara vespa saya ini menjadi penanda tetangga setiap pagi, kalo terdengan suara vespa, brti sudah jam 6 pagi! :D Soal mogok, jangan ditanya.. sering! :D Sampai lebaran 2018, istri tercinta pengin motor matic utk transportasi sehari2, alhamdulillah, akhirnya dari uang THR berubah menjadi DP vario 125cc, yg setorannya gak terlalu berat.. hahaaa.. otomatis vespa jadi jarang dipakai, karena bergantian dengan motor metik. tapi tetap lebih sering dipakai utk kerja ke paberik. sampai bulan septermber 2018, alhamdulillah hadir kendaraan roda 4 pertama kami, membuat jeffry ( nama vespa kami) semakin jarang beredar dan lebih sering parkir digarasi. sekitar bulan november atau awal desember, jeffry saya bawa ke kang aep, spesialis painting di belakang sirkuit Gerry Mang subang. request warna putih utk mengingat jerry ( vespa saya yang pertama).


Saat proses pengecatan itulah saya melihat  seonggok sespan tergeletak di bengkel kang aep, iseng tanya, ternyata punya rekan GROVESS, saya tanyakan dulu ke kang aep, sdh saya terjemahkan kedalam bhs indonesia alakadarnya
"kalo misalnya di garap, kira2 gampang ngk? biaya nya banyak ngk"
"ngk lah, gampang ini mah, msh bagus body dan rangka dudukannya"
"berapa kalo di garap, cat disamain warna vespa??"
"yaudah tar sekalian dibenerin dudukan tirodnya, pokonamah stabil, bagus" sambil menyebut angka
"oke, tar saya bilang dulu sama yg punya, kalo boleh, tar dikabarin, digarap"


Gayung bersambut, ternyata kabar sudah beredar kalo saya seneng sespan di bengkel aep, pas ketemu pemiliknya, tanpa obrol panjang, langsung sebut angka dan deal! sespan lgsg di garap. Hasil jadinya seperti pada foto di bawah, penampilan perdana bervespa sekeluarga naik sespan, ke alun2 subang..







Basic Vespa P150XE 94, newpx look, letter K jepara, Mesin standar, cdi, Elektrical nyala, lampu depan belakang, sein, paling ganti bohlam saja, sudah pake dinamo starter copotan excel & accu 10a, sespan kapsul satu roda, sistem tirod mobil, stabil, gampang bongkar pasang tinggal copot 3set baud, warna sama baru selesai painting, lecet pemakaian, jarang pakai paling keluar liburan keliling komplek buat ngasuh anak, sudah pake telolet 3 terompet, bikin iri anak tetangga, ban masih gondrong ketiganya, sok depan belakang blm lama ganti
Minus: surat BPKB saja akur norang nosin warna biru, mati pajak tdk tau brp taun, spidometer bolong belum beli pake model newpx, kopling agak berisik tp normal, sudah punya kopling set baru merk DanMotor blm sempat pasang (kalo keburu laku bisa dibawain) lampu rem gak nyala perlu ganti switch, karena jarang pake accu gak keisi, perlu distrum dulu, sebelum pake sespan dipake harian lancar jaya, tangki oli dicopot (bisa dibawain) roda sespan pake velg banci, selebihnya cek dilokasi.

Buat yg gak nawar dikasih bonus knalpot DRC baru, stang kotak bawaan, kopling set DanMotor baru (kalo blm dipasang), tangki oli bawaan

Disarankan ambil sendiri ke lokasi, sekalian cek fisik, Monggoh silahken, mumpung minus2nya blm dibenerin, soale harga bisa sy naikin lagi

Salah satu koleksi pribadi penjual, alasan jual: mau buat modal usaha

Itulah iklan yg saya pasang di bukalapak, iseng2 berhadiah kalo laku mahal jual saja. Dan ternyata ada yg suka, setelah diskusi dengan istri, fix, jual saja, dan sekarang sdh bersama juragan baru di bengkulu. 25 Februairi 2019, sehari sebelum ulang tahun saya, jeffry tiba di juragan barunya di bengkulu. Dari hasil penjualan, bisa utk akikah anak kedua saya dan utk nambah modal usaha saya jualan knalpot vespa DRC. Oia.. apabila memerlukan knalpot vespa, bisa intip lapak saya di bukalapak, di tokopedia atau lansung chat via whatsapp Jeffry ini sekarang jadi bahan bercandaan saya dengan istri, "dulu saat bututnya ikut kita, giliran sudah ganteng ikut orang lain" hahahahaaaa.. Lucu sih, tp sedih mak jleb juga kalo ingat kenangannya  









Vespa keempat, saya pinang dari seorang teman  berasal dari sesama purwokerto yg sekarang tinggal di bekasi, saya tebus harga teman waktu itu hanya 1,5 jt saja body th 66 dengan mesin ps, surat menyurat lengkap ikut mesin. kondisi mesin sehat, body siap garap, memprihatinkan seperti foto, butuh mental kuat, kesabaran dan dukungan logistik yg mantap untuk mengubah vespa ini jd mengkilap. Dan sepertinya saya blm sehebat itu, cuma pernah pakai sekali di purwokerto pada saat mudik lebaran 2015, itu pun korban gamis lebaran istri sobek masuk kedalam kipas, yaaasssalaaaammm.. akhirnya terjual secara online dengan kondisi seperti saat saya beli, yg penting tdk rugi, ada sisa sedikit saya kasih mamah yg ketitipan di purwokerto, Alhamdulillah


Jadi sekarang gak punya vespa?? sebenarnya ngk juga sih. Ada vespa saya yg ke lima, super 77, yg saya dapatkan beberapa hari sebelum kelahiran anak saya yang kedua. Rencana nya vespa pxe buat anak pertama, super 77 buat anak ke dua, tapi ternyata seiring berjalannya waktu, semua berubah. PXE nya dipinang orang, tinggal tersisa super 77 di bengkel cat, 2 tahun gak beres2.. Hah.. 2 tahun?? yes.. 2 tahun, sebelum kelahiran anak saya yang kedua, saya meminang super 77, bpkb only via babeh resy motor kalijati, dengan harga yg sangat murah. Kondisi mengikuti harga, maka lgsg saya masukan bengkel cat di mang bejuy, dengan harapan tak lama lagi akan naik vespa yg mulus. Bengkel tsb atas rekomnedasi teman2, pada saat deal, masuk dp 500rb.. tak lama, sering tlp lah pemilik bengkel, beli anu lah itu lah, oke saya masukin lg uang 500rb, masuk lagi.. sampai akhirnya lunas lah pembayaran sebelum pekerjaan selesai ( bahkan sebelum pekerjaan dimulai) dan hasilnya.. ZONK! belajar saja dari pengalaman, apabila pembaca hendak melakukan pengerjaan painting hindari pembayaran lunas dimuka, utk mejaga hal yg seperti saya alami. Vespa masih ada, orangnya pun masih ada, setiap di temui, "malu saya", "iya tar di kerjain"  begitu seterusnya.. sampai saya bosan. sempat terpikir membawa hal ini ke ranah hukum utk efek jera, tp saya berfikir ulang, terlalu menghabiskan energi, sudah lah, Gusti Alloh mboten sare.








Foto kondisi terakhir pada tgl 2 maret 2019. Utk vespa ini sy sudah punya rencana, pasang dinamo starter seperti vespa saya yg ketiga, pakai kontak mobil L 120, gear pake kopling pake excel, blok mesin 5 port, dan semua sdh lengkap disimpan di bengkel bang ujang. paling bonus karatan karena di simpnan 2 tahun.. hehe.. utk dinamo nya ada cerita tersendiri. Saat itu rekan dari purwokerto sedang ada keperluan di subang, dan mampir dirumah saya, dengan tunggangan pxe. melihat vespa pxe saya pake dinamo starter, timbulk keingina juga utk pasang di vespanya, ya sudah bawa aja dulu dinamonya, bayar se beli nya saja, nanti uang ny di transfer setelah nyampe purwokerto., dan setahun telah berlalu.. ZONK! gpplah kembali saya berkata dlm hati, Gusti Alloh mboten sare.. Sekarang mulai sering merapat kebengkel utk kontrol vespa saya tsb. Kunjungan terakhir senin 11 maret 2019, sudah naik basecoat. Kita liat saja minggu depan sdh sampai mana. Semoga komit dengan janjinya utk menyelesaikan utang pekerjaan pengecatan vespa saya.

Saat ini utk transportasi sehari-hari bekerja di pabrik sdh tdk menggunakan vespa, karena vespane juga ngk ada, bergantian antara kendaraan roda 4 dan motor metik. Tapi mengendarai vespa mempunya  sensasi tersendiri, bising khas suara knalpotnya, saat angin menerpa, terik sinar mentari nyinari wajah di balik kaca helm, anak2 SD berebut utk menghormat, saat itu lah seolah-olah seperti sedang naik.. vespa.



Update 28 juni 2020, mulai ada pergerakan lagi, kalo ceuk urang lembur mah ngereyeuh, tp begitu di cek ulang, body banyak yg keropos, perlu pengelasan lg, karena disini sdh tdk ada alat las, akhirnya di bawa ke kang Aef. Setelah selesai, dibawa lg ke bengkel cat utk melanjutkan pekerjaan yg tertunda 3th.

Update 21 Maret 2021, akhirnya saya jual apa adanya pd seorang teman + semua sparepart yg sdh sy kumpulkan utk dipasang, teman saya merasa bertanggung jawab jg krn ikut merekomendasikan. Dikatakan impas secara nominal, tp rugi jg dr waktu menunggu. Sebenarnya teman sy tersebut jg mau bertanggung jawab dan bersedia mengawal serta menjanjikan smpai awal bulan puasa bisa selesai. Tp harus saya putuskan, kalo memang bisa dipindahtangankan yasudah, drpd menunggu lg yg belum tentu, akhirnya teman saya menyanggupi dan deal. Akhirnya penantian ini saya anggap selesai!




Minggu, 26 November 2017

Hujan diperjalanan pulang

Kulirik arlojiku, menunjukkan angka 16.55, pas batinku, segera kuberanjak dari meja kerjaku, sambil memakai jaket kulit bersiap siap untuk pulang. Sudah aku perhitungkan, dari meja kerja, turun keloby, jalan keparkiran, ngambil kendaraan trus berhenti lg di loby utk absen, menghabiskan waktu 5 menit, jadi saat aku kembali keloby utk absen, jam menunjukkan angka 17.00. Tepat waktu! Seperti biasa, perjalan pergi dan pulang kerja kutempuh dengan mengendarai seonggok vespa. Biasanya ada teman yg nebeng karena satu arah ke kota subang, aku pun tdk keberatan yg penting tepat waktu, jam 5 teng go, no time for waiting. Tapi kali ini temanku blm keliatan, cuaca hujan pula, mungkin msh ada pekerjaan yg harus diselesaikan sehingga plg terlambat, atau mungkin hendak nyari tebengan yg lebih nyaman dibanding boncenger vespa menerobos hujan, yg jelas aku ready to go dan dgn sedikit penyesuain kostum, memakai mantel hujan. 
Kalau cuaca mendukung, biasanya aku memilih jalur jalan kampung, disamping lebih cepat bbrp menit, jalan utama menurut saya cukup ramai dan cenderung macet apalagi pas jam pulang. Tapi karena kondisi cuaca yg hujan lebat, aku memilih jalan utama. Kupacu vespaku perlahan namun pasti, menerjang hujan dan genangan air. Melewati pasar kalijati, genangan air cukup banyak, aku pun teringat pengalaman buruk, vespaku mogok karena terendam air. Memang, menurut saya, vespa dirancang dengan memperhatikan safety yg tinggi, keamanan dan kenyamanan nomer satu. Body plat baja melindungi dari depan sampai deck bawah pijakan kaki, kalau sekedar percikan dari genangan air dijalan, dijaman aman, sepatu alas kaki tetap kering. Mesin pun dirancang dalam perlindungan yg sangat aman. Letak karburator ada diatas mesin, relatif aman dari ganangan air, ditutup tepong yg semakin melindungi mesin. Kalau sekedar melewati genangan air 20-30 cm rasanya masih cukup aman. Nah, mogoknya jeffry  (sebutan utk vespaku) waktu itu saat perjalanan pulang menerjang banjir di jalan perumahan. Sebenarnya hujan lebat sudah terlampaui, melewati genangan air yg cukup tinggi di jalan perumahan, sampai rumah, parkir mesin off, selesai. Semuanya aman sentausa. Tapi saat itu saya ingat punya orderan yg harus dikirimkan (disamping bekerja di paberik, saya jg berjualan knalpot secara online, knalpot dari purbalingga) tidak lama saya segera balik kanan sambil membawa knalpot yg sdh terbungkus ke kurir. Melewati jalur yg sama seperti saat saya masuk ke perumahan, melewati genangan air yang sama dan.. mak pet! Mesin Jeffry lgsg mati, minggir sedikit diparkiran pos sekuriti, mengira hanya trouble ringan, buka busi tdk ada api, hmm ini serius.. Terpaksa melanjutkan pengiriman ke kurir dgn jalan kaki, untung tdk jauh, hujan2an pun tak mengapa yg penting pelanggan senang. Selanjutnya bisa ditebak, saya tdk bisa memperbaiki sendiri akhirnya dibawa bengkel dan didiagnosa pulser mati karena konslet terkena air. Sejak saat itu memang sedikit trauma kalau berhadapan dengan genangan air, terutama yg tingginya sampai kipas magnet vespa saya.
Oke, kembali ke kisah perjalanan pulang saya diatas, melewati pasar kalijati, aman, lanjut menerjang hujan dengan perlahan namun pasti. Hujan masih sangat lebat. Jalanan pun cukup ramai. Tak jauh melewati tikungan, saya lihat seorang pemuda, mengenakan mantel hujan nama sebuah perusahaan di subang, sedang mendorong sepeda motor suzuki satria. Hujan dan motor mogok adalah perpaduan yg sangat buruk. Saya pun berhenti dibelakangnya, sambil memberi kode untuk menyetep (istilah anak motor, mendorong menggunakan kaki). Saya pun mulai menyetep motornya menggunakan vespa saya, cukup jauh jg smp bbrp km. Saya pikir kehabisan bensin dan akan saya bantu minimal dipom bensin terdekat, tdk jauh lagi. Sebelum mencapai pom bensin, pemuda itu berkata "cekap kang, di bengkel payun wae, mogok" saya pun menjawab "siap" kemudian lanjut bertanya, "aman nya??" Utk memastikan bukan masalah yg berat, dijawab "aman, nuhun" saya pun mengacungkan ibu jari dan melanjutkan perjalanan saya, masih ditengah hujan lebat, meninggalkan pemuda itu dan motornya bengkel utk diperbaiki. 
Perjalanan masih cukup panjang. Biasanya dalam keadaan normal saya tempuh sekitar 35 menit, dengan kecepatan sedang, saya tdk bisa mengatakan angka pastinya, karen spedometer vespa saya tdk berfungsi. Dalam keadaan hujan, ditambah td membantu menyetep motor yg mogok, dapat dipastikan perjalanan plg akan lebih terlambat.
Melewati gapura kota subang, tikungan, dan tanjakan depan BKD.. Alaammaakk.. Adalagi pemuda yg sedang mendorong2 motor mogok maning, satria maning. Hujan, mogok dan tanjakan, saya pikir sdh merupakan kombinasi yg paling buruk. Kejadian selanjutnya sama, saya setep. Melewati perempatan tegal kalapa, saya tanyakan "lurus apa belok?" Dijawab "lurus a" Melewati perempatan smkn 1 "msh lurus a" katanya. Selanjutnya di perempatan wesel "belok ke kiri, aa dimana?" Saya jawab "rawabadak, hayu lah teunanaon" jawabku, karena memang arah rmhku dari perempatan lurus. Tak berapa jauh dia memberi kode utk berhenti dan berkata, "cekap a, nuhun, ai aa timana?" Saya pun hanya menjawab "rawabadak, belakang pom bensin" tanpa mengatakan lebih detil, dan setelah memberi kode dgn ibu jari,  kemudian saya pun berbalik arah melanjutkan perjalanan pulang, yg sdh tdk jauh lagi.
Keesokan harinya, jadi bahan obrolan pagi dgn rekan kerja, bahwa kemarin sore saat plg hujan, ketemu satria mogok sampe dua kali. Dijawab "emang kitu satria mah, penyakitnya ku hujan, siga nu bolin (nama panggilan rekan kerja kami) dulu kitu kahujanan susah hurungna" owh.. Baru tau.. Iseng search di google, ternyata memang byk pengendara satria mengalami kasus yg sama, mogok bila kena air hujan. Penyebabnya kebanyakan karena cop penutup busi terbuka sehingga konslet terkena air dan ada lagi yg karena lubang pembuangan air di blok mesin tersumbat, sehingga air merembes kedalam melalui lubang busi. Ternyata tdk cuma vespa motor tua yg harus berhati hati terhadap hujan, motor yg lain  yg masih muda seperti satria pun, harus tetap waspada